Sipatuhu.Beritanusantara.news – Kesenian tradisional Jaran Kepang (Kuda Lumping) yang sudah mulai tidak populer dan dilirik masyarakat perkotaan khususnya, ternyata masih ada dan dimainkan, seperti yang terlihat keramaian di Desa Sipatuhu.
.
Beragam cara orang untuk mengais rezeki. Seperti yang terlihat oleh wartawati Beritanusantara.news di Desa Sipatuhu, Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU Selatan, Kamis (21/12/2023). Atraksi kesenian tradisional kuda lumping terbukti mampu menghipnotis para pengunjung.
.
Bahkan, kesenian tari kuda lumping atau jatilan, seperti tidak terpisahkan. Contohnya di wilayah perdesaan Sipatuhu yang menggelar tontonan kuda lumping.
.
Bebunyian alat musik tradisi seperti kendang, gong, kenong, gamelan maupun slompret yang keluar dari sound system seadanya. Menjadi undangan terbuka bagi masyarakat untuk datang. Berkerumun di lapangan tanpa dipungut biaya, untuk menyaksikan aksi para penari kuda lumping yang tak masuk akal.
.
Atraksi kuda lumping di perdesaan, menjadi rutinitas mingguan. Berbagai acara pernikahan, khitanan dan diberbagai acara lainnya. Antusias masyarakat pun masih terbilang tinggi untuk menontonnya dengan setia.
.
Gerakan-gerakan dinamis, ritmis, agresif di bumbui dengan aura mistis yang sangat kental dari para penari kuda lumping menjadi daya tarik bagi masyarakat. Diselingi ledakan cambuk besar dan musik tradisi yang rancak, kuda lumping masih jadi tontonan favorit masyarakat.
.
Dalam aksinya, seorang pemandu memanggil salah satu personelnya untuk memamerkan atraksi. Ketika melakukan kesalahan, personel itu dicambuk dengan sabuk. Begitu seterusnya setiap personel kuda lumping itu menyajikan aksinya.
.
Setelah memberikan pertunjukan, seorang laki-laki memutari kerumunan penonton sembari membawa tempat untuk saweran. Ketua rombongan, Rudi (28) beralasan pekerjaan itu dilakoni kelompoknya lebih dikarenakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan di Kabupaten OKU Selatan.
.
“Walah mbak kalau enggak begini mau makan apa. Susah mbak cari kerja,”Katanya.
.
Rudi mengatakan, selain untuk biaya hidup sehari-hari. Penghasilan ini nantinya dibagi rata kepada kelompoknya setelah keperluan biaya lain terbayar.
.
Dia menambahkan, keuntungan dalam pendapatan tergantung dari pengunjung yang datang dan menonton atraksi kuda lumping.
.
Atraksi kuda lumping ini selalu dipadati penonton. Kebanyakan dari mereka memberikan uang mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 100.000.
.
kuda lumping tetap mengada di era modern ini. Dalam berbagai keterbatasannya kelompok kesenian kuda lumping tetap bertahan sampai saat ini.
Beritanusantara.news/Yuni